Selasa, 24 Februari 2009

Partai Keadilan Sejahtera Bukan Partai Kutu Loncat

Sebagian kubu Partai Golkar kebelet meminang Hidayat Nur Wahid sebagai cawapres Jusuf Kalla (JK). Namun untuk mendapatkan Hidayat tidak mudah. Selain fit and proper test, Golkar harus mendekati PKS sebelum duet dengan Hidayat.

"Kalau mau jadi capres atau cawapres dari PKS harus seizin partai, nggak bisa partai lain asal ngambil. PKS bukan partai kutu loncat," kata Fachri, seusai bedah buku "Marketing Politik", di Gedung DPD RI, Senayan, Jakarta, Selasa (24/2/2009).

Menurut Fahri, semua tokoh seharusnya diberikan hak yang sama untuk menjadi capres maupun cawapres.

Sumber: Detik.com

Selasa, 17 Februari 2009

Bawaslu Tunggu Laporan Demokrat

Munculnya iklan siluman bernada sindiran terhadap pemerintah, mengundang reaksi Partai Demokrat. Partai pendukung pemerintah ini akan menyerahkan iklan yang disebut-sebut pesanan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini, untuk ditindaklanjuti Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

"Kalau partai yang merasa dirugikan dengan iklan itu mau melapor, ya kami akan terima," ujar Anggota Bawaslu Wahidah Suaib kepada okezone melalui sambungan telepon, Selasa (17/2/2009).

Mengenai belum adanya pihak yang bertanggung jawab atas iklan kontroversial itu, Wahidah mengatakan, akan segera mengkaji iklan itu. "Yang jelas akan kita kaji apakah isi iklan tersebut ada pelanggaran pasal 84 (UU No 10 Tahun 2008) tentang penghinaan dan penghasutan," katanya.

Karena, lanjut dia, kasus iklan seperti ini harus didasarkan pada temuan atau laporan. "Kalau dalam iklan tersebut tidak merujuk pada seseorang, misalnya si A atau si B, maka harus menunggu laporan. Kita kaji kemudian dikoordinasikan dengan Sentra Gakumdu (Penegakan Hukum Terpadu) untuk gelar kasus. Karena kepolisian yang tahu, apakah ini masuk penghasutan atau penghinaan," jelasnya.

Sumber: Okezone.com

Kamis, 12 Februari 2009

Pragmatisme Komitmen Koalisi Golkar Jadi Pelajaran Buat PDIP

Sikap Partai Golkar yang tiba-tiba menarik diri dari koalisi kebangsaan yang pernah dibangun bersama PDIP ternyata masih membekas di hati banteng moncong putih. Hal itu pun dijadikan pelajaran bagi PDIP untuk menggalang koalisi berikutnya.

"Mari memulai tradisi koalisi yang sehat. Jangan sudah mengalami kekalahan tapi mau menikmati kemenangan," ujar Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait.

Hal itu disampaikan dia dalam diskusi bertajuk 'Koalisi Sebaiknya Sebelum atau Sesudah Pemilu' di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Selasa (10/2/2009).

Seperti diketahui, di tengah jalannya pemerintahan SBY-JK, Partai Golkar menarik diri dari koalisi bersama PDIP menyusul terpilihnya JK sebagai ketua umum partai beringin tersebut.

Menurut Maruarar, orientasi yang dibangun Partai Golkar dalam berkoalisi sangatlah pragmatis. Golkar, lanjutnya, tidak mendasari sikap membangun koalisi oleh suatu ideologi kepartaian.

"Politik dagang sapinya terlihat sekali. Kalau tidak berhasil berkuasa, ya, sudah jadi oposisi. Jangan tetap ingin menikmati kemenangan," tandasnya.

Pentingnya komitmen koalisi juga disampaikan oleh Ketua Fraksi Partai Demokrat Syarief Hasan. Menurutnya, apapun kondisi yang dialami, koalisi harus tetap berjalan berdasarkan komitmen awal.

"Yang penting komitmen untuk berkoalisi, sekali kita berkoalisi kondisi terburuk apapun kita harus sepakat," ujar Syarief tentang beberapa partai pendukung pemerintah yang suka berkaki dua di parlemen.

Sumber: Detik.com